Kamis, 10 Februari 2011

BELANDA

Libur bergilir

Belanda mengenal kebijakan mengatur waktu liburan musim panas. Negara ini dibagi 3, setiap zona mendapat liburan pada waktu yang tidak bersamaan. Hal ini untuk mencegah jangan sampai lalu lintas terlalu macet kalau para pelancong mudik ke luar Belanda. 60 persen dari pelancong Belanda berwisata ke luar Belanda. 20 persen tidak pernah berlibur. Sangat menonjol juga karena penduduk Belanda hanya 16 juta, namun jumlah liburan termasuk liburan singkat mencapai 35 juta.

"Perkembangan wisata Belanda mulai pada tahun 50an abad lalu. Belanda saat itu baru mengalami perang dunia kedua dan masa pembangunan negaranya yang hancur, orang Belanda ingin keluar, berlibur, melupakan kesibukan sehari-hari. Ekonomi dan kemakmuran Belanda berkembang, liburan pada hari Sabtu menambah masa senggang akhir pekan. Orang Belanda juga mulai mendapat tunjangan liburan setiap tahun sebagai tambahan gaji mereka".

Demikian Job Zeedzen, dosen sekolah tinggi pariwisata di Breda, Belanda selatan. Ia menambahkan: "Bisa jadi orang Belanda masuk dalam daftar top 3 dalam hal wisata. Orang Belanda memang suka berkelana, nenek moyangya adalah petualang yang mengarungi samudra dunia. Kami suka berkenalan dan bertemu dengan budaya asing yang dianggap bisa memperkaya budaya sendiri. Tapi sikap petualangan ini juga berciri khas Belanda. Mayoritas pelancong Belanda pergi ke pantai Spanyol, berlibur dengan orang Belanda lain, sambil makan dan berhura-hura a la Belanda. Mereka merasa aman di tengah-tengah orang yang bisa mereka sapa dengan bahasa sendiri".

Anggaran wisata naik

Dari awal, liburan adalah gengsi bagi orang Belanda, namun akhir-akhir ini ada trend juga, orang Belanda semakin banyak yang menghabiskan liburannya di benua lain, karena memang tiketnya mahal tapi ongkos hidup sehari-hari murah. Pada tahun 2007 anggaran orang Belanda untuk berwisata naik 6 persen menjadi 13,8 miliar euro.

Orang Belanda juga gemar dengan karavan mereka, semacam kamar beroda yang ditarik oleh mobil dan yang sering menyebabkan kemacetan lalulintas.

"Kami tinggal di camping in selama 3 bulan, kemudian dengan karavan kami berwisata ke Prancis. Karavan ini sangat nyaman, kalau hujan kami bisa berteduh di dalam karavan ini. kami ada persediaan makan dan minum lengkap, termasuk kopi Belanda".Demikian ujar seorang ibu yang sudah kami perkenalkan tadi.

Job Zeedzen pakar wisata Belanda menambahkan:" Dan sepulangnya berwisata di Indonesia, Laut Tengah atau liburan musim dingin, para pelancong bangga dengan warna kulit yang cokelat akibat berjemur di terik matahari. Dengan demikian kami mau membuktikan kami bisa membayar liburan keluar negri, Belanda adalah negara makmur.